Apakah saya sedang bermimpi ? Saya merasa seperti dalam sebuah film fiksi,” kata Ichiro Sakamoto (50), warga Hitachi di Prefektur Ibaraki. Setiap kali saya mencoba mencubit pipi untuk memastikan apakah saya bermimpi atau tidak,” katanya.Tentunya rasa bingung, stres, kehilangan, takut yang sama juga dirasakan oleh jutaan korban tsunami lainnya di sepanjang pantai timur pulau Honshu dan pulau lainnya akibat Gempa dan Tsunami Sendai, 11 Maret 2011 pada 8,9 Skala Richter.
Siang itu, tidak lama setelah terjadi tsunami, Sakamoto merasa telah kehilangan kotanya. Ia seperti “terlempar jauh” dari kehidupan nyata yang modern ke sebuah padang sampah dan lumpur yang amat luas. Kehidupan kota yang riuh telah berubah sepi hening. Tsunami telah melumat kehidupannya. (Kompas, 14 Maret 2011).
Sampai seberapa dalam peristiwa tersebut dapat menimbulkan trauma ataupun potensi fobia, tergantung dari beberapa hal seperti, kesiapan individu dalam menyongsong gempa/tsunami, seberapa religius para korban, jenis sumber stres dan intensitas musibah, penanganan stres pasca musibah dsb.
Namun jika dikemudian hari para korban tidak dapat mengatasi gangguan emosional akibat musibah tersebut, maka ybs. berpotensi mengalami phobia yang jenisnya tergantung dari intensitas stres yang paling kuat :
- Fobia Ketinggian : Altophobia, Acrophobia
- Fobia Getaran : Tremophobia
- Fobia Air : Hydrophobia
- Fobia Gelombang : Kymophobia
- Fobia Terpapar Radiasi
- Fobia Bahan Kimia : Chemophobia
- Fobia Suara Keras : Lygyrophobia
- Fobia Kelaparan, dsb.
Begitu pula bagi para pemirsa TV yang terpapar berita tsunami terus menerus, terutama bagi pemilik televisi dengan kualitas gambar dan suara yang bagus serta layar-lebar rentan terinduksi peristiwa tersebut,
Untuk itu jika tanpa Anda sadari timbul perasaan aneh, takut dan cemas saat melihat, mendengar atau menyaksikan berita bencana, seperti perasaan terlibat, nyata, dekat, kuat, seolah mengalami gempa atau terhanyut, kemungkinan Anda juga mengalami fobia tsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar