Fobia, Ketakutan yang Irasional
Fobia adalah rasa takut yang irasional terhadap objek atau situasi dan rasa takut ini tidak sebanding dengan ancamannya. “Respon kecemasan atau ketakutan terhadap objek yang berlebihan itu biasanya muncul pada objek yang tidak membahayakan,” terang Lusi Nuryanti, M.Si. Psi, Dosen Fakultas Psikologi. Seseorang yang mengalami fobia sebenarnya tidak kehilangan kontak dengan realita, mereka biasanya tahu bahwa ketakutan mereka itu berlebihan dan tidak pada tempatnya.
Menurut Lusi, perbedaan fobia dengan rasa takut biasa adalah dari objeknya sendiri dan intensitasnya. “Secara fisik orang yang mengalami fobia baru kelihatan ketika berhadapan dengan sumber objek yang dianggap penderita berbahaya,” tambah Lusi. Ciri-ciri fisik itu bermacam-macam, diantaranya gelisah, gugup, tangan/ anggota tubuh bergetar, mengeluarkan keringat, pening, pingsan, sulit berbicara, pusing, lemas, mati rasa, dll.
Ciri fisik behavioral nya antara lain perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, serta perilaku terguncang. Sedangkan dari ciri kognitifnya yaitu khawatir tentang sesuatu, yakin terhadap suatu hal yang mengerikan akan terjadi, merasa terancam, waspada, serta sulit berkonsentrasi.
Menurut Beverly Greene, dkk dalam bukunya Psikologi Abnormal, ada 3 tipe fobia. Pertama, Fobia Spesifik, yaitu ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap objek/ situasi yang spesifik. Seperti ketakutan terhadap ketinggian (acrophobia), takut pada tempat yang tertutup dan sempit (claustrophobia), takut pada binatang-binatang tertentu, hingga takut pada benda mati. Fobia ini sering bermula pada masa kanak-kanak, namun ketakutan ini terus terbawa hingga mereka beranjak dewasa.
“Dari kecil saya memang tidak mau berdekatan bahkan bersentuhan dengan kucing yang sebagian besar orang menganggap hewan itu lucu,” ujar salah satu penderita fobia terhadap kucing. Menurutnya bukan karena takut terhadap cakaran ataupun gigitannya, namun perasaan takut serta jijik muncul saja secara spontan.
Salah satu penderita fobia tehadap boneka barbie berkata “saya dari kecil memang tidak pernah bermain dengan barbie, saya lebih cenderung bermain pada mainan yang lain,” ungkap Intan Zulfiana Rista, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi. Menurutnya, seolah-olah boneka yang cukup banyak digemari oleh kaum hawa itu hidup dan mengerikan ketika melihatnya.
Kedua, Fobia Sosial, yaitu ketakutan yang berlebihan terhadap inteaksi/ situasi sosial. Seakan-akan mereka merasa seribu pasang mata sedang mengawasi gerak-gerik mereka. Misalnya demam panggung dan kecemasan dalam berbicara. Biasanya bermula pada masa kanak-kanak. Umumnya mereka adalah orang yang pemalu di masa kecil, dan memiliki pengalaman perjumpaan sosial yang traumatis, misalnya dipermalukan di depan orang.
Ketiga, Agrofobia, yaitu ketakutan berada di tempat terbuka dan ramai. Misalnya mereka takut untuk berbelanja di toko-toko yang penuh sesak, berjalan di jalan yang ramai, menyeberangi jembatan, naik bus, kereta api, mobil, keluar rumah dll. Sehingga penderita fobia tipe ini biasanya mengatur hidup mereka sedemikian rupa berharap untuk dapat menghindar dari situasi yang mereka anggap menakutkan. Sering kali bemula di akhir remaja atau awal masa dewasa dan biasanya penderitanya adalah perempuan.
Ketika ada suatu penyakit, pasti ada penawarnya. Begitu juga dengan fobia ini. Menurut Lusi ada salah satu cara untuk menyembuhkan fobia, yaitu dengan desentisasi sistematis, dimana penderita akan dihadapkan dengan objek yang menjadi sumber takutnya. Tentu saja dengan pemaparan bertahap sesuai dengan tingkatan rasa takut itu sendiri.
Selain itu ada cara lain yaitu dengan terapi humanistik, yaitu membantu penderita mengidentifikasi dan menerima dirinya yang sejati dan bukan dengan bereaksi pada kecemasan. Selain itu harus ada niat dari diri pribadi penderita untuk berani menghadapi rasa takut itu. Insya Allah atas izinNya segala sesuatu bisa disembuhkan jika kita yakin dan hanya Dia lah sang Maha Penyembuh. (Shoqib Angriawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar